Pengikut

Rabu, 22 Januari 2014

education

menurut wikipedia
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. http://id.wikipedia.org/wiki/Edukasi
berikut ini beberapa artikel tentang education di beberapa negara di dunia;
  1. Remaja Berlatar Belakang Migran dalam Sistem Pendidikan di Jerman

    Sistem pendidikan di Jerman terkenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Dari sini dilahirkan para ilmuwan atau insinyur kenamaan. Akan tetapi, tidak semua penduduk yang bermukim di Jerman dapat menikmatinya.
    Terutama para pria remaja berlatar belakang migran, mereka memiliki citra umum sebagai kelompok yang kalah dan gagal dalam pendidikan di Jerman. Dalam arti, jarang yang dapat menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Di sekolah tinggi dan universitas Jerman, remaja pria berlatar belakang migran adalah kelompok minoritas. Dewasa ini para pakar pendidikan dan aktivis kegiatan sosial berusaha membantu kelompok remaja bermasalah ini.
    Jika pada tahun 60-an, yang terkenal sebagai kelompok yang kalah dalam dunia pendidikan di Jerman adalah para remaja perempuan dari keluarga Katholik di pedesaan, sekarang situasinya berubah. Remaja pria dari keluarga berlatar belakang migran merupakan kelompok pecundang dalam bidang pendidikan di Jerman. Demikian diungkapkan Professor Vera King, pakar pendidikan Jerman yang mengumpulkan pengalamannya dari praktek nyata di bidang kerja sosial bagi para remaja.
    Dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan Akademi Protestan Loccum didiskusikan penyebab kegagalan para remaja dengan latar belakang migran dalam sistem pendidikan Jerman. Khususnya disoroti situasi para remaja itu dan keluarganya.
    Andreas Schiemann, dari perhimpunan Protestan bagi remaja, tahu persis situasi semacam itu. Ia berkiprah untuk memungkinkan remaja-remaja tanpa ijazah sekolah menengah, juga dapat memiliki kualifikasi kerja. Saat ini perhimpunan tersebut mengembangkan cara tersendiri: “Kami memiliki pengalaman dalam kelas campuran lelaki dan perempuan dengan seorang guru perempuan, anak lelaki biasanya merasa terkucilkan. Selain melontarkan omong kosong, tidak ada lagi yang dapat mereka kerjakan. Juga mereka merasa tidak percaya diri dalam pelajaran. Sebab, jika mereka melakukan kesalahan, anak-anak perempuan akan tertawa riuh. Kami lalu memisahkan mereka, dalam kelas pelajaran matematika hanya untuk perempuan dan hanya untuk lelaki. Nyatanya hal itu berfungsi. Murid lelaki yang juga diajar guru lelaki, berpartisipasi aktif dan juga mau menerima pertolongan.“
    Provokasi atau bergaya dibuat-buat, merupakan kenampakan egoisme yang melembung, yang menutupi kelemahan diri sendiri. Itulah ciri khas semua remaja lelaki, terutama di masa puber, terlepas dari asal usul maupun kebangsaan mereka. Akan tetapi apa yang disebut “jantan“, definisinya berbeda tergantung latar belakang budayanya. Bagi para remaja dengan latar belakang migran, hal ini semakin menyulitkan mereka. Demikian diungkapkan psikolog dari pusat kedokteran-ethno di Hannover, Ahmet Kimil.
    “Lelaki dalam masyarakat tradisional melambangkan kekuatan. Jadi mereka harus kuat dan mampu memberi makan keluarganya. Bagi generasi pertama kaum migran di Jerman, terdapat sejumlah pabrik di mana mereka dapat bekerja, juga tanpa bekal pendidikan memadai. Sementara generasi kedua atau ketiga, yang gagal dalam pendidikan, tentu saja menghadapi masalah. Karena tidak ada lagi peranan bagi mereka dalam masyarakat. Secara psikologis hal itu amat berat. Muncul perasaan marah, geram dan kita bukan bagian dari masyarakat ini. Dampaknya para remaja ini cenderung lebih sering melakukan kekerasan atau menjadi pemakai narkoba. Atau juga masalah lainnya termasuk problem psikis.“
    Pengalaman lainnya diungkapkan oleh Marita Bell, yang bertugas di sebuah sekolah kejuruan di negara bagian Jerman-Niedersachsen. Bell berusaha dengan segala cara untuk mendisiplinkan para siswanya. Ia menetapkan batasan. Secara konsekuen mengatakan tidak. Dan membuktikan kata-kata dengan perbuatan. Menghadapi anak-anak dengan latar belakang budaya oriental, Marita Bell menceritakan pengalamannya:
    “Dan kadang-kadang jauh lebih baik, jika saya melibatkan ayah siswa. Memang beberapa orang ayah harus dipanggil tiga atau empat kali, sampai dia datang ke sekolah dengan ogah-ogahan. Tapi jika para siswa tahu, bahwa saya memanggil ayahnya untuk bekerjasama, dalam tempo amat cepat terlihat perubahan.“
    Akan tetapi, kadang-kadang otoritas ayah juga tidak mempan. Terutama jika para remaja dengan latar belakang migran memandang ayahnya sebagai orang yang lemah. Dalam situasi semacam ini, seringkali penghormatan terhadap orang tua juga tidak ada. Karena itu amat penting juga bagi tatanan kemasyarakatan, agar para remaja berlatar belakang migran ini memiliki teladan kejantanan dan peluang di luar lingkungan keluarga. Sebab, rasa frustrasi dalam jangka panjang juga amat berbahaya. Psikolog dari pusat kedokteran-ethno di Hannover, Ahmet Kimil menjelaskan:
    “Saya pribadi mengalaminya dalam hidup saya. Saya harus melawan prasangka buruk dari keluarga saya sendiri. Ini merupakan perjuangan besar. Di sisi lainnya, kadang-kadang saya juga harus menghadapi prasangka dari sekolah dan dari tempat kerja. Kita harus benar-benar membela dan mengamati para remaja ini. Apa potensi mereka? Kita harus memotivasi, memberikan perasaan bahwa mereka tidak sendirian. Tapi di sisi lain, kita juga harus menjelaskan, bahwa mereka harus menentukan sendiri di mana posisinya dalam masyarakat ini.“
    Tema remaja dengan latar belakang keluarga migran, terkait dengan sistem pendidikan dan integrasi di Jerman, sejauh ini tetap merupakan persoalan pelik yang sulit dipecahkan. Penyebanya juga beragam. Tuntutan zaman yang berubah amat cepat, dengan persyaratan latar belakang pendidikan yang memadai, membuat remaja migran yang gagal di sekolah akan semakin tertinggal. Sementara nilai budaya yang berbeda atau bahkan bertentangan, antara tatanan kehidupan kemasyarakatan sehari-hari dengan yang diterapkan dalam keluarga, juga menghambat integrasi generasi kedua atau ketiga dari keluarga migran. Terjadi reaksi berantai dengan akibat amat merugikan. Dari mulai kegagalan pendidikan dan integrasi yang berujung pada kegagalan di semua lini kehidupan. Pada akhirnya, para remaja pria berlatar belakang migran di Jerman tetap akan menjadi kelompok yang kalah, jika tidak mampu mengadaptasi dan mengikuti sistem pendidikan yang berlaku di negara ini. (as)
    Suasana kelas satu sekolah menengah di Leipzig, dengan 35 persen murid berlatar belakang migran 

    http://www.dw.de/remaja-berlatar-belakang-migran-dalam-sistem-pendidikan-di-jerman/a-4138742
     
    2. Sistem pendidikan di Saudi Arabia
    Saudi Arabia mencakup sebagian besar Semenanjung Arab. Dari luas semenanjung Arab yang mencapai kurang lebih 3 juta kilometer persegi 2.200.000 kilometer persegi merupakan daerah Saudi Arabia. Negara ini berbatasan dengan telik Persia, Qatar, dan Negara persatuan Emirat Arab di sebelah Timur dengan Negara Oman dan Yaman si Selatan laut merah dan Teluk Aqabah di sebelah Barat dan dengan Jordan, Iraq dan Quait disebelah Utara. Saudi Arabia berpenduduk kurang lebih 21.504.613 jiwa (world Almanac 2000) 43% diantaranya berusia dibawah 15 tahun, dan 2,5% berusia di atas 65 tahun.

    Kerajaan Arab Saudi berdiri pada tahun 1932 dan menempati 80 persen luas semenanjung Arab. Secara geografis negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Iraq di sebelah Utara, Laut Merah disebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab disebelah timur, serta Yaman dan Oman disebelah selatan. Saudi Arabia adalah negara yang menganut hukum berbasis Islam di mana hukum syariah sebagai dasar konstitusi dan system hukum.


    Penemuan ladang minyak dan peningkatan konsumsi minyak pada awal tahun 1970-an mendorong perkembangan industri dan urbanisasi yang begitu pesat. Saat ini, 70% populasinya menghuni kota-kota besar dan tulang punggung perekonomian masih bergantung pada industri minyak sementara Arab Saudi banyak menggunakan tenaga asing karena kebutuhan SDM yang begitu besar. Di samping sisi dunia kerj, daya tarik Arab Saudi yang lain adalah dunia pendidikan. Sistem Pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Berikut ini akan di bahas mengenai system pendidikan di Saudi Arabia.
    http://cahkaliboyo.blogspot.com/2013/05/sistem-pendidikan-di-saudi-arabia.html
     
    3. Belajar dari Sistem Pendidikan Jepang
    JAKARTA - Untuk maju, sebuah negara tidak dapat terlepas dari perkembangan dan pembaruan sistem pendidikan di negara tersebut. Contoh nyata adalah Jepang. Sistem pendidikan yang berlaku di Jepang ternyata memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang pesat di Negara Matahari Terbit itu.
    Demikian disampaikan dosen tamu, seorang ahli mengenai comparative education dari Hiroshima University Jepang Yutaka Otsuka pada kuliah umum di PPs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pada kesempatan tersebut, Otsuka mengupas secara mendalam perkembangan sistem pendidikan di Jepang sejak awal hingga sekarang.

    Menurut Otsuka, pendidikan adalah hak setiap orang tanpa memandang adanya perbedaan status sosial maupun latar belakang. Sebagai contohnya, lanjutnya, beberapa sekolah yang berdiri di abad 15-17 dan berperan penting dalam pengembangan kebijakan pendidikan di Jepang, misalnya Sekolah Ashikaga di Perfektur Tochigi.

    "Saat itu, sekolah tersebut menawarkan jenjang pendidikan tertinggi di Jepang dan siswanya berasal dari kalangan atas. Sekarang, bangunan sekolah ini dipergunakan sebagai perpustakaan yang khusus menyimpan karya-karya klasik China," papar Otsuka, seperti dilansir dari situs UNY, Senin (1/10/2012).

    Selain sekolah Ashikaga, Otsuka juga menyampaikan keberadaan sekolah-sekolah lain di masa tersebut yang banyak dipengaruhi oleh agama, yaitu Sekolah Budha dan Kristen. "Sekolah Budha di Five Zen Temples adalah sekolah khusus untuk calon bhiksu. Sekolah tersebut cukup berpengaruh pada masa itu dalam pemerintahan di Jepang. Sementara Sekolah Kristen yang juga ada pada masa tersebut membawa ide baru bagi sistem pendidikan di Jepang dengan membawa paham bahwa pendidikan terbuka bagi siapa saja, bukan hanya kalangan tertentu," ungkapnya.

    Dia menjelaskan, berbagai isu pendidikan yang berkembang kala itu antara lain adanya pemahaman yang bias terhadap budaya tradisional, diskriminasi karena adanya kelas-kelas sosial, belum adanya standar yang jelas mengenai durasi pendidikan di tiap jenjang, serta isi kurikulum dan evaluasi terhadap siswa.

    Pada perkembangan selanjutnya, di akhir abad 19, sistem pendidikan di Jepang semakin terbuka untuk semua kalangan siswa. Sistem pendidikan modern yang pertama di Jepang adalah Gakusei, dengan fokus utama pada pengembangan pribadi siswa secara akademik maupun non-akademik.

    "Sejak masa tersebut, pemerintah mengalokasikan dana yang banyak per tahun untuk pendidikan dan mulai menerapkan standarisasi mengenai jenjang pendidikan, fasilitas, struktur sekolah, hingga kurikulum dan materi pembelajaran. Tidak lupa pula disisipkan berbagai nilai sosial dan budaya kepada siswa dengan tujuan terbentuknya sistem pendidikan yang berakar pada budaya dan karakteristik bangsa," tutur Otsaka.

    Presiden Japan Comparative Education Society ini menyampaikan, di Jepang, nilai-nilai moral penting untuk ditanamkan pada siswa, mengingat fenomena bunuh diri di kalangan siswa yang angkanya cukup tinggi. "Pembinaan karakter merupakan salah satu hal yang ditonjolkan dalam sistem pendidikan di sana," tandasnya.

    Selain itu, prioritas utama dalam pendidikan modern di Jepang saat ini adalah tercapainya keharmonisan antara sikap pribadi siswa dan kemampuan mereka untuk bekerjasama dengan orang lain. Hal itu tampak pula dalam pembelajaran di kelas. Misalnya, melalui berbagai aktivitas yang didesain untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok untuk menumbuhkan tanggung jawab mereka sebagai individu sekaligus anggota kelompok.

    Saat ini, 90 persen pemuda Jepang kuliah di perguruan tinggi, baik universitas maupun technical college. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khusus untuk calon guru, pemerintah Jepang membekali mahasiswa dengan training khusus yang wajib mereka ikuti. Training tersebut diselenggarakan setiap tahun dan biayanya ditanggung oleh pemerintah.

    Di akhir kuliah umum tersebut, Otsuka menggarisbawahi, pendidikan merupakan hal yang penting bagi perkembangan suatu bangsa. "Oleh karena itu, penting pula untuk mempelajari berbagai hal terkini yang berkaitan dengan pendidikan baik yang terjadi di negara tersebut maupun di negara lain," imbuhnya.
    (mrg)
    http://kampus.okezone.com/read/2012/10/01/373/697406/belajar-dari-sistem-pendidikan-jepang
     
     

Selasa, 10 Desember 2013

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS Bidang Jasa “Salon Cantiueq”


                                       KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk Nya dalam menyelesaikan makalah ini, shalawat salam juga terpanjatkan kehadirat Rasulullah Muhammad SAW.
Terimakasih penulis sampaikan pula kepada Ibu Ramadania SE, M.Si selaku Dosen matakuliah Studi Kelayakan Bisnis fakultas Ekonomi Manajemen UNTAN  atas bimbingannya. Juga kepada pihak yang bersangkutan yang membantu penyelesaian makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Studi Kelayakan Bisnis semester V.
Mungkin dalam makalah ini terdapat beberapa kekurangan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu penulis mohon memakluminya, karena pembuatan makalah ini tidak lain adalah salah satu proses pembelajaran.
Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Senin, 09 Desember 2013

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS Bidang Jasa “Salon Cantiueq”


                                       KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk Nya dalam menyelesaikan makalah ini, shalawat salam juga terpanjatkan kehadirat Rasulullah Muhammad SAW.
Terimakasih penulis sampaikan pula kepada Ibu Ramadania SE, M.Si selaku Dosen matakuliah Studi Kelayakan Bisnis fakultas Ekonomi Manajemen UNTAN  atas bimbingannya. Juga kepada pihak yang bersangkutan yang membantu penyelesaian makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Studi Kelayakan Bisnis semester V.
Mungkin dalam makalah ini terdapat beberapa kekurangan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu penulis mohon memakluminya, karena pembuatan makalah ini tidak lain adalah salah satu proses pembelajaran.
Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.




Pontianak, 8 November 2013


PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….........      
DAFTAR ISI ………………………………………………………….......      
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………...........     
1.1 Latar Belakang …………………………………………………............     
BAB II PEMBAHASAN ………………………….………………............     
2.1 Perencanaan Modal……………………………………………...............       
2.2 Karyawan Salon ………………………………………….......................       
2.3 Rencana Kegiatan Operasional
2.4 Manajemen Keuangan ……………………………………………..........    
2.5 Rencana Pemasaran …………………………………………...................   
2.6 Aspek Teknis dan Teknologi .................................................................... 
BAB III PENUTUP……………………………………………………..…...   
3.1 Kesimpulan ……………………………………………….….……..........    





BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membuka usaha memang menjadi impian banyak orang, sebab banyak sekali keuntungan yang bisa kita dapatkan dari situ. Selain bisa menjadi bos dari diri sendiri, jam kerja bisa diatur dengan fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih besar dibandingkan bekerja sebagai karyawan. Selain itu dengan membuka usaha sendiri kita tidak hanya membantu diri kita tetapi juga membantu orang lain dengan memberi kesempatan mereka bekerja pada usaha kita.
Adapun bidang usaha yang penulis minati adalah usaha salon, dengan alasan kebutuhan akan jasa kecantikan ini tidak pernah habis. Terutama wanita yang sedari dulu sudah sangat sadar perlunya merawat kecantikan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Wanita dulu biasa melakukan perawatan tubuhnya sendiri di rumah dengan ramuan kecantikan tradisional yang diolah sendiri. Jaman sekarang yang serba praktis ini, wanita tidak lagi membuat ramuan kecantikan sendiri namun bisa membelinya dalam kemasan siap pakai di toko-toko. Namun, walau banyak alternatif perawatan tubuh yang dapat dilakukan sendiri di rumah, beberapa hal tetap harus dibantu orang lain misalnya gunting rambut dan blow. Lagipula pada dasarnya wanita senang dimanjakan, sehingga walaupun bisa mencuci rambut sendiri, luluran, creambath, facial atau gunting kuku mereka tetap saja jika orang lain yang mengerjakannya. Layaknya putri raja yang dilayani para dayang, begitulah perasaan wanita di salon.
Wanita juga berharap penampilan menjadi lebih cantik dengan rambut yang tertata, baik cuma di-blow biasa, blow variasi , pengeritingan, rebonding atau disanggul, alis yang dibentuk bak bulan sabit, kuku tangan dan kaki yang lentik dan berkilat, semua hal tersebut membutuhkan jasa salon sebab sulit dilakukan sendiri. Datang ke salon juga menjadi lebih menyenangkan sebab jasa perawatan kecantikannya semakin variatif misalnya pelangsingan, pemutihan kulit, bahkan perawatan kesehatan seperti refleksi kaki dan back therapy juga ditawarkan. Jasa salon sudah menjadi bagian hidup wanita, ibaratnya tidak mungkin wanita tidak ke salon. Bahkan cewek paling tomboy sekalipun memotong rambutnya di salon bukan?
Bukan hanya wanita, namun pria juga tidak mau ketinggalan. Buat pria yang peduli dengan penampilannya maka sekedar gunting rambut dan pijat saja tidak cukup. Pria saat ini juga ingin punya penampilan bak model dan peragawan . Tampil dengan kulit wajah yang halus, kulit tubuh yang lebih terawat, tidak terlalu banyak bulu, kuku yang rapi, juga gaya rambut. Tren pria metro seksual memang menjadi pemicu meningkatnya jumlah pria yang datang ke salon.
Pangsa pasar usaha salon kecantikan masih sangatlah besar karena jumlah orang yang tidak punya waktu untuk merawat sendiri kecantikannya akan semakin besar. Mereka inilah yang membuat potensi pasar usaha salon kecantikan terus meningkat dari waktu ke waktu.



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Modal
Rencana usaha Salon kecantikan ini adalah milik bersama yang beranggotakan 5 orang, modal awalnya adalah 7.000.000,-. Dan masing masing anggota menginvestasikan uang/modalnya sebesar 1.400.000,- uang tersebut digunakan untuk membeli peralatan-peralatan dan perlengkpan-perlengkapan sebagai berikut:
 Peralatan  berupa:
  -   Alat kecantikan : Rp. 1.000.000.-
  -   Kosmetik : Rp. 2.000.000,-
 Perlengkapan berupa:
  -   Cermin dll : Rp. 500.000,-
Keseluruhan pengeluaran peralatan dan perlengkapan adalah Rp. 3.500.000, dan sisanya akan digunakan untuk biaya operasional yang dipastikan akan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Modal yang kami punya ini sangat sedikit, namun dengan uang hanya bermodal Rp. 7.000.000,- kami yakin mampu mendirikan usaha salon Cantiueq yang sederhana, untuk pembesaran usaha adalah proses dari kehidupan usaha salon kecantikan ini.
Usaha ini didirikan dikawasan tengah jalan yang letaknya tidak jauh dari perumahan masyarakat dengan maksud mempermudah membangun  komunikasi dan proses pemasarannya, gedung dan tanah ini kami sewa dengan harga Rp250.000 / bulan, dengan biaya sewa air dan listrik sendiri, karena latar belakang usaha ini adalah memberikan pelayanan berupa perhiasan dan hal lain yang berkaitan dengan kecantikan.

2.2 Karyawan Salon
Bisnis ini adalah milik bersama dengan modal gabungan, adapun tenaga kerja yang di gunakan hanya 2 orang, dan dibutuhkan keahlian khusus bagi karyawan yang direkreut seperti hairstylist, kapster, dll., oleh karena itu pengrekrutan karyawan kita lakukan dengan cara :
1.      Memasang pengumuman membutuhkan tenaga hairstylis & kapster berpengalaman. Caranya, dengan menempelkan kertas di salon Anda, memasang iklan membutuhkan tenaga kerja di surat kabar setempat atau meminta referensi dari hairstylist.
2.      Kerjasama dengan sekolah penata rambut atau kursus kecantikan dalam menyalurkan siswanya. Biasanya siswa training center belajar sekaligus praktek kerja selama jangka waktu tertentu . Setelah masa belajar selesai dan mendapat sertfikat siswa bebas memilih bekerja di salon lain. Untuk tenaga kerja, kami pilih yang sudah berpengalaman sebelumnya dan mempunyai sertifikat, untuk menjaga mutu salon.
2.3   Rencana kegiatan Operasional
Kegiatan operasional atau produksi usaha ini dilakukan ditempat sendiri yang dapat disewa, dimulai dari persiapan pekerjaan, menyiapkan alat-alat make up salon, dan perawatan lainnya, pemotongan rambut dengan gunting dll.
Selanjutnya karyawan akan standby menunggu pelanggan, jika ada pelanggan lalu ditawarkan jasa pelayanan apa yang diinginkan oleh pelanggan dan untuk kemudian dikerjakan.
Proses pekerjaannya sendiri dilakukan oleh 2 orang karyawan yang dipekerjakan secara bersamaan, dengan melayani 1 orang pelanggan oleh 1 orang, adapun jasa pelayanan yang di sediakan adalah  :
1.       Gunting cuci blow                        : Rp. 20.000,- _Rp. 30.000,-
2.       Creambath buah                           : Rp. 20.000,-
3.       Hair Energy                                  : Rp.30.000,- _ Rp. 40.000,-
4.       Hair Aroma therapy (anti stress)  : Rp. 40.000,- _ Rp.50.000,-
5.       Bonacure hair therapy                     : Rp.100.000,-
6.       Clinical hair treatment                  : Rp. 60.000,- _ Rp. 80.000,-
7.       Cat Uban                                      : Rp. 50.000,- _ Rp. 80.000,-
8.       Rebonding                                    : Rp. 120.000,-
9.       Perming                                        : Rp. 60.000,- _ Rp. 120.000,-
10.     Make Up                                       : Rp. 50.000,- _ Rp. 300.000,-
11.          Sanggul                                         : Rp. 30.000,-
12.          Hair do                                          : Rp. 30.000,-
13.          Body scrub                                    : Rp. 60.000,-
14.          Facial Scrub                                   : Rp. 20.000,-
15.          Pedicure                                        : Rp. 30.000,-
16.          Refleksi                                         : Rp. 30.000,-
17.          Potong Rambut                             : Rp. 15.000,-
2.4  Manajemen Keuangan

Modal yang digunakan adalah modal 100% milik sendiri, usaha milik bersama yang sumbernya dari 5 orang dan modal  pertama bisnis ini adalah sebesar Rp. 7.000.000,- yang dibagi masing-masing orang Rp. 3.500.000 dan digunakan untuk membeli :
1.      Peralatan
-          Alat kecantikan : Rp. 1.000.000.-
-          Kosmetik : Rp. 2.000.000,-
2.      Perlengkapan :
-          Cermin dll : Rp. 500.000,-
3.      Biaya Perawatan Rp.100.000,- / Bulan
4.      Gaji 2 orang @ Rp 700.000,-.  / Bulan
5.      Biaya listrik Rp. 150.000,- / Bulan
6.      Tambahan Modal salon : Rp. 500.000,- / Bulan
7.      Sewa gedung : Rp. 250.000,- / Bulan

Dengan perincian diatas dapat dihitung perkiraan pendapatan bisnis ini dalam jangka waktu 1 Tahun, Usaha kecil ini tidaklah memerlukan perincian yang rumit, oleh karena itu akan lebih jelas tergambarkan dengan pembukuan sebagai  berikut :
Jurnal
NNo
Keterangan
Debit
Kredit
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7

8..
- Kas
- Modal
- Peralatan
    - Kas
- Perlengkapan
    - Kas
- Biaya Perawatan
    - Kas
- Biaya tenaga kerja 2 orang
    - Kas
- Biaya listrik
    - Kas
- Biaya tambahan modal salon
    - Kas
- Sewa gedung
    - Kas
Rp 7.000.000,-

Rp 3.000.000,-

Rp. 500.000,-

Rp. 1.200.000,-

Rp.  16.800.000,-

Rp. 1.800.000,-

Rp.6.000.000

Rp 3.000.000,-

Rp 7.000.000,-

Rp 3.000.000,-

Rp. 500.000,-

Rp. 1.200.000,-

Rp. 16.800.000,-

Rp. 1.800.000,-

Rp. 6.000.000,-

Rp 3.000.000,-








Minimal Pendapatan dalam 1 bulan :
1.    Dari potong Rambut : 3.000.000,-/ bulan
2.    Dari penyucian dan perawatan Rambut : 3.000.000,- / bulan
3.    Dari makeup : 3.000.000,- / bulan
Jumlah minimal pendapatan / bulan                               : Rp. 9.000.000,-

Laporan Laba-rugi dalam 1 bulan

Pendapatan
1.        Dari potong Rambut : 3.000.000,-/ bulan
2.        Dari penyucian dan perawatan Rambut : 3.000.000,- / bulan
3.        Dari makeup : 3.000.000,- / bulan
Jumlah minimal pendapatan 1 Tahun                            :

Biaya- Biaya
-    Peralatan                             : Rp. 3.000.000,-
-    Perlengkapan                      : Rp. 500.000,-
-    Biaya Perawatan                 : Rp.1.200.000,-
-    Gaji 2 orang @                    : Rp 16.200.000,-.
-    Biaya listrik                         : Rp. 1.800.000,-.
-    Tambahan modal salon       : Rp.6.000.000,-
-    Sewa                                   : Rp 3.000.000,-
Jumlah Biaya

Laba Bersih







Rp. 108.000.000,-









Rp. 31.700.000,-

Rp. 76.300.000,-

2.5 Rencana Pemasaran
Bisnis Usaha salon kecantikan ini mungkin sudah banyak yang mendirikan, namun disamping itu masih banyak juga pelayanan yang kurang memuaskan pelanggan, layaknya candu, jika seseorang sudah mencoba suatu salon dan merasa nyaman, maka orang tersebut akan jadi pelanggan tetap, oleh karena itu pelayanan yang ekstra adalah langkah awal dalam memulai persaingan dengan usaha lain.
Promosi yang lain adalah dengan membuat brosur dan pasang iklan di beberapa media, termasuk internet.
  Ø  Faktor harga
Harga yang ditawarkan di salon ini tidak terlalu mahal, karena dapat dilihat dari lokasi yang tidak berada di kawasan elit serta tempat yang di gunakan hanya berupa ruko yang tidak seberapa.
Semua aspek itu disesuaikan dengan harga yang ditawarkan oleh yang empunya usaha ini.
Ø  Faktor produk
Target yang ditujukan pada usaha salon kecantikan Cantiueq salon ni yaitu wanita, untuk itu semua kebutuhan wanita atau pelayanan dari jasa salon Cantiueq harus terpenuhi. Menurut trend saat ini di indonesia sedang menggemparnya model harujuku, korea dan masih banyak lagi maka semua makeup dan trend Cantiueq salon tersedia dengan lengkap sesuai selera dan trend saat ini dengan model-model baru lagi yang ter-up to date.
  Ø  Faktor promosi
1.      Menyebarkan brosur,leaflet dam pamflet.
2.       Memasang iklan di media cetak.
3.      Memberi potongan harga atau diskon pada awal membuka salon atau pada saat - saat tertentu.
4.      Membuat kartu nama.
5.      Melakukan promosi dari mulut ke mulut. Biasanya wanita suka untuk berkumpul dan mengobrolkan sesuatu yang menarik.Ingat berikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Hambatan atau tantangan yang harus diatasi biasanya yaitu :
1.         Modal awal untuk membangun dan melengkapi peralatan usaha salon ini.
2.         Pandangan masyarakat secara umum bahwa salon hanya untuk orang yang      mempunyai uang lebih, atau kalangan menengah keatas.
2.6   Aspek Teknis dan Teknologi
·         Proses Produksi
Dalam menjalankan usaha salon ini, pemilik dan karyawan menggunakan peralatan yang telah tersedia.
·         Lokasi Usaha “Salon Cantiueq”
Dalam membuka usaha Salon Cantiueq ini, pemilik memilih lokasi berada di Jalan Adisucipto. Lokasi dipilih karena masih jarangnya ada usaha sejenis yang berdiri.
·         Pembuangan Limbah
Pihak usaha salon ini juga perlu memperhatikan bagaimana pembuangan limbah dari proses produksinya. Pemilik sudah menyiapkan tempat sampah untuk membuang rambut konsumen yang telah dipotong dan juga para karyawan bergiliran membersihkan lantai agar terjaga kebersihannya.

c.       Aspek Ekonomi dan Sosial
            Dengan berdirinya usaha salon ini dapat membantu kami untuk belajar mandiri bagaimana cara memperoleh penghasilan sendiri. Usaha salon ini juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang ingin bekerja nantinya jika berhasil dengan sukses.
Resiko Usaha
Persaingan usaha yag cukup ketat di suatu tempat dapat menjadi halangan bagi usaha ini,  namun bila kita bisa memberikan pelayanan yang prima dan memuaskan persaingan ini tidak  akan membawa masalah. Modal awal untuk membeli peralatan juga bisa menjadi hambatan,  bila modal anda tebatas sebaiknya batasi dahulu layanan dan lengkapi sedikit demi sedikit  peralatan usaha salon rambut anda. Hambatan lain adalah masih adanya stigma negatif  terhadap usaha salon rambut hanya untuk orang kaya dan banyak yang memperkerjakan lelaki  yang punya sifat seperti wanita.
2.7 Kelanjutan Usaha
Rencana Usaha kecil ini adalah salah satu bentuk usaha yang gampang beradaptasi dilokasi dan waktu apapun,karena segi peralatan yang sederhana dan bahan baku yang gampang di dapat.
Selanjutnya jika usaha kecil ini sukses dalam waktu 1 tahun, maka akan di usahakan terus supaya keuntungannya tetap seimbang bahkan bisa lebih besar, dengan cara dasar yang sudah tertulis diatas, menggunakan beberapa strategi pemasaran dan meneliti kelemahan pesaing maka akan lebih mempermudah menarik pelanggan.
Dalam segi keuangan sendiri akan jelas terealisasikan jika keuntungan sebesar Rp. 76.300.000,- , dan akan kami gunakan untuk pembelian bahan baku makanan selanjutnya dengan taksiran biaya 30% dari keuntungan dan 20% persen akan kita tabungkan, lalu yang 50% akan kami bagi keuntungannya. Memang tidak terlalu besar dari pembagian keuntungannya, namun ini adalah awal dari usaha yang akan terus berkembang yang ahirnya akan meraup keuntungan yang lebih dari layak.












BAB III
PENUTUP
  Kesimpulan
Jenis usaha yang akan didirikan adalah menyediakan pelayanan salon kecantikan, mulai dari perawatan rambut, wajah dan anggota tubuh lainnya, selain itu juga menerima perhiasan atau make up pada pelanggan untuk acara tertentu..
Dengan beberapa bauran promosi dan meneliti kelemahan dan kelebihan pesaing akan bisa mencari cela dimana usaha ini akan menggaet para pelanggan, jaringan yang luas serta didukung dengan pelayanan yang maksimal, maka dipastikan usaha ini layak dan akan jelas kelangsungan hidup usahanya. Keuntungan yang tidak mengecewakan bagi usaha seperti ini akan memberi jaminan bagi kelangsungan usaha dan tenaga kerja.
Dengan perkiraan keuntungan diatas maka dapat dipastikan juga perluasan usaha ini akan mudah terealisasikan.